Lucas Pratto, Piala Dunia 2018 – Suporter tim nasional Argentina mungkin terkejut ketika melihat susunan pemain saat menghadapi Kolombia. Terlebih lagi setelah mereka dikalahkan Brazil dengan skor cukup telak 3 – 0. Tidak ada banyak perubahan di lini pertahanan; pilihan memainkan Lucas Biglia dan Javier Mascherano sebagai jangkar lini tengah juga terlihat biasa. Begitu pula ketika Ever Banega dipilih sebagai jenderal lapangan tengah; namun pilihan manajer Edgardo Bauza di lini depan memberi sebuah kejutan yang sangat menarik. Sang manajer memilih Anger Di Maria dan Lionel Messi sebagai 2 pemain di sisi kanan dan kiri seroang Lucas Pratto. Seorang penyerang yang kurang dikenal dan mungkin diragukan kemampuannya dibandingkan sederet penyerang hebar yang dimiliki oleh Argentina pada saat ini.
Edgardo Bauza sebenarnya masih memiliki Gonzalo Higuain; pemecah rekor gol terbanyak Liga Serie A musim lalu dan penyerang termahal di liga tersebut. Penyerang Argentina lain di Serie A juga tidak kalah hebat karena masih ada Paulo Dybala dan Mauro Icardi. Icardi merupakan pencetak gol terbanyak Serie A pada 2 musim lalu dan telah mencetak 11 gol di semua kompetisi pada musim ini. Argentina masih memiliki Sergio Aguero yang tampil bagus di bawah asuhan Pep Guardiola di Manchester City musim ini. Aguero juga merupakan pencetak gol terbanyak kedua musim lalu. Memainkan Angel Correa mungkin lebih terlihat rasional jika tidak memainkan penyerang – penyerang hebat tadi. Meski baru berumur 21 tahun; namun Correa tampil hebat bagi Atletico Madrid yang ditangani Diego Simeone.
Seorang Edgardo Bauza secara mengejutkan memilih Lucas Pratto sebagai ujung tombak timnya saat melawan Kolombia. Penyerang 28 tahun tersebut merupakan penonton La Albiceleste hingga 2 dipanggil Bauza ke tim nasional Argentina 2 bulan lalu. Tidak seperti kebanyak penyerang hebat; Pratto mendapat julukan “the bear” atau kadang dipanggil juga dengan sebutan “the camel”. Julukan beruang dan unta terdengar asing dan aneh untuk seorang pemain sepakbola yang berposisi sebagai penyerang. Berbeda dengan kebanyakan pemain bintang yang menghiasi badan dengan tatto dengan tema relijius atau membuat penampilan lebih garang; Pratto memiliki tatto bergambar tokoh kartun Bart dan Homer Simpson.
Prestasi Pratto di lapangan hijau juga terbilang biasa; ia hanya mencetak 4 gol bagi Atletico Mineiro di 17 pertandingan dan hanya tampil 10 kali sebagai starter di 17 penampilan tersebut. Memainkan penyerang yang tidak memiliki prestasi istimewa mungkin terkesan konyol untuk sebuah pertandingan penting. Namun Pratto ternyata memiliki peran unik di lini depan; ia mampu menahan bola dan memenangkan tendangan bebas. Ia membuka ruang, menyulitkan pemain Kolombia dalam duel bola – bola atas dan memberi kesempatan bagi Lionel Messi dan Di Maria untuk bergerak naik menyerang. Keberhasilan ketiga pemain depan Argentina mencetak gol pada laga melawan Kolombia sepertinya menjadi sebuah bukti bahwa Pratto dapat menjadi elemen yang tepat untuk melengkapi Messi yang brilian dan Di Maria yang cerdik.